1 apa, bagaimana dan mengapa "siasat hadiah sultan". coba jelaskan! 2. berikan penilaian dan tulis perasaanmu mengetahui perilaku portugis dalam melakukan ekspedisi ke dunia timur dengan memasang padrao disetiap daerah yang disinggahi? 3. jelaskan kaitan antara korupsi dan bubarnya voc? 4. ceritakan kembali proses masuknya agama kristen ke
jelaskankaitan antara korupsi dan bubarnya voc. Home > Posts tagged "jelaskan kaitan antara korupsi dan bubarnya voc" Apa Itu Laporan Keuangan Sektor Publik ? Posted on 19 October 2020 22 December 2020 by admin. 0.
Jelaskankaitan atau hubungan antara , ! oleh rahmad jazuli. Mencari kunci jawaban saat ini sangatlah mudah. Kita bisa mengetika soal di mesin pencarian seperti google. Lalu muncul pertanyaan dan juga pembahasan yang tersedia, kita bisa memilih situs mana yang paling pas. Karna tidak semua situs yang ada diinternet menjelaskan caranya secara
jelaskankaitan antara korupsi dan bubarnya voc? Breaking News. HRIS Software Indonesia: Tugas HR Kini Makin Efisien; 10 Cara Alami Hilangkan Ketombe Wajib Coba!
PenelitiPusat Penelitian Biologi LIPI Ary Prihardhyanto Keim menjelaskan kaitan erat keberadaan mangrove atau bakau dengan bangsa "maritim" Austronesia yang mendiami ANTARA News kepri kesra
jelaskankaitan antara korupsi dan bubarnya voc? Jawaban VOC adalah gabungan dari beberapa kongsi dagang di Hindia Timur. Karena berbentuk persekutuan, ia dimiliki oleh tujuh belas pemilik modal (de hereen seventien). VOC dibentuk pada Maret 1602 karena adanya persaingan dagang antara sesama kongsi dagang Belanda. Karena itu, tujuan dibentuknya VOC untuk mengatasi persaingan antara para
Jelaskankaitan antara korupsi dan bubarnya VOC! Jawab:-rendahnya gaji pegawai VOC yg menyebabkan mereka berbuat korupsi . - VOC banyak membiayai peperangan Coba lakukan telaah kritis tentang keterkaitan antara korupsi dan bubarnya VOC, bagaimana dengan korupsi di Indonesia, benarkah bahwa korupsi yang ada di indonesia sekarang ini
PenyidikKomisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mengatakan dirinya tak menemukan korelasi motif sakit hati Ronny Bugis dan Rahmat Kadir atas penyiraman air keras ANTARA News sumsel polhukam
Jelaskanbagaimana praktik korupsi menjadi salah satu alasan utama bangkrut dan bubarnya voc pada tahun 1799, dan apakah ada hubungannya antara praktik korupsi voc dengan praktik k Sejarah 2 12.09.2015 02:59.
Dengandemikian kaitan antara Korupsi dan bubarnya VOC berasal dari kehidupan para pegawai VOC yang suka berfoya foya dikarenkan kurangnya pengawasan dari pusat. Adanya korupsi ini memperparah kondisi kas dari VOC hingga menyebabkan kebangkrutan di VOC
0etG. Korupsi dan VOC Memiliki Keterkaitan Erat, Berikut Penjelasan Keterkaitan Keduanya. Soal Korupsi dan VOC memiliki keterkaitan erat. Jelaskan keterkaitan keduanya? Jawab Korupsi telah menjadi permasalahan yang berujung pada pembubaran VOC. Sejarah mencatat bahwa korupsi merupakan penyebab utama kebangkrutan VOC. Keuntungan material membuat para pejabat VOC tidak lagi memikirkan keuntungan bersama untuk kemajuan VOC, tetapi mereka hanya memikirkan kepentingan pribadi. Akibatnya, beban utang VOC semakin berat dan berujung pada kebangkrutan. Pada akhirnya, VOC sering diartikan sebagai Vergaan Onder Corruptie yang berarti tenggelam karena korupsi. Di balik perilaku korupsi yang menyebabkan kebangkrutan VOC, kehidupan para pembesar VOC terbilang sangat mewah. Para pembesar VOC yang tinggal di kota-kota besar seperti Batavia memiliki rumah-rumah megah seperti istana. Selain itu, kehidupan mereka diwarnai kemewahan. Mereka memiliki kereta yang ditarik dengan empat hingga enam kuda. Bahkan, para pembesar VOC juga mempunyai budak belian. Kehidupan mewah para pembesar VOC tersebut tidak cukup untuk membuktikan perilaku korupsi dalam tubuh VOC. Isu korupsi yang menjerat VOC muncul pada akhir abad XIX setelah kalangan liberal mengkritik kebijakan tanam paksa pemerintah Hindia Belanda. Alangan liberal mengkritik pemerintah yang memegang kendali atas kebijakan tanam paksa. Menurut kalangan liberal, kontrol pemerintah hanya akan melahirkan korupsi seperti yang pernah terjadi di tubuh VOC. Kaum liberal berpandangan bahwa tindakan korupsi hanya akan mengakibatkan kehancuran dan kemunduran seperti yang pernah terjadi pada masa lalu. Korupsi dan VOC Memiliki Keterkaitan Erat, Berikut Penjelasan Keterkaitan Keduanya. Lihat jawaban lengkap Jelaskan kaitan antara korupsi dan bubarnya VOC! VOC adalah gabungan dari beberapa kongsi dagang di Hindia Timur. Karena berbentuk persekutuan, ia dimiliki oleh tujuh belas pemilik modal de hereen seventien. VOC dibentuk pada Maret 1602 karena adanya persaingan dagang antara sesama kongsi dagang Belanda. Arena itu, tujuan dibentuknya VOC untuk mengatasi persaingan antara para pedagang Belanda dan untuk mempertahankan monopolinya terhadap perdagangan rempah-rempah di Nusantara. VOC sendiri memiliki kewajiban khusus terhadap pemerintahan Belanda berupa melaporkan hasil keuntungan dagangnya kepada Staten General atau parlemen Balanda dan membantu pemerintah Belanda dalam kondisi perang. Pada akhir abad ke-18, VOC mengalami kemunduran akibat kerugian yang sangat besar dan utang yang dimilikinya berjumlah sangat besar. Hal ini juga diakibatkan oleh persaingan dagang dari bangsa Perancis dan Inggris, perdagangan gelap merajalela dan menerobos monopoli perdagangan VOC, pegawai-pegawai VOC banyak melakukan korupsi VOC mengeluarkan anggaran belanja yang cukup besar untuk memelihara tentara dan pegawai-pegawai yang jumlahnya cukup besar untu memenuhi pegawai daerah-daerah yang baru dikuasai, terutama di Jawa dan Madura Bangkrutnya VOC akibat korupsi besar-besaran disebakan karena mereka merasa berada di negri yang jauh dengan tempat mereka berasal. Kurangnya pengawasan dari pusat dan merasa hidup dalam kota yang jauh dari negrinya, membuat mereka melampiaskannya dengan mencari kehidupan yang sanga mewah. Sedangkan jjika dibandingkan dengan gaji yang didapat sebagai pegawai VOC tidaklah sebanding, maka korupsi dan kolusi adalah cara yang dipilih untuk bisa bermewah-mewahan. Adanya korupsi jelas akan memempengaruhi arus kas VOC, apalagi jika terjadi dalam waktu yang lama. hal ini tentunya akan membawa VOC pada kebangkrutan. Selain itu seperti dijelaskan diawal bangkrtutnya VOC juga diperparah dengan adanya persaingan dagang dengan bangsa Perancis dan Inggris, perdagangan gelap yang merajalela yang mengacaukan monopoli perdagangan VOC, banyaknhya anggran belanja untuk memelihara tentara dan pegawai di daerah yang baru dikuasi, turut membuat pendapatan VOC menjadi semakin menurun. Dengan pendapatan yang semakin menurun dan ditambah korupsi dari pegawai VOC membuat perusahan dagang milik Belanda ini akhirnya bangkrut dan menyerahkan kewenangan mengelola Hindia-Belanda kepada Kerajaan Belanda langsung. Dengan demikian kaitan antara Korupsi dan bubarnya VOC berasal dari kehidupan para pegawai VOC yang suka berfoya foya dikarenkan kurangnya pengawasan dari pusat. Adanya korupsi ini memperparah kondisi kas dari VOC hingga menyebabkan kebangkrutan di VOC Jelaskan kaitan antara korupsi dan bubarnya VOC! Lihat jawaban lengkap Contents1 Apa yang menyebabkan kebangkrutan VOC? Apa itu korupsi yang menjerat VOC? 2 Apa kaitan antara korupsi dan bubarnya VOC? Apa yang terjadi pada masa kejayaan VOC? Apa yang menyebabkan kebangkrutan VOC? Korupsi dan VOC Memiliki Keterkaitan Erat, Berikut Penjelasan Keterkaitan Keduanya. Soal Korupsi dan VOC memiliki keterkaitan erat. Jelaskan keterkaitan keduanya? Jawab Korupsi telah menjadi permasalahan yang berujung pada pembubaran VOC. Sejarah mencatat bahwa korupsi merupakan penyebab utama kebangkrutan VOC. Keuntungan material membuat para pejabat VOC tidak lagi memikirkan keuntungan bersama untuk kemajuan VOC, tetapi mereka hanya memikirkan kepentingan pribadi. Akibatnya, beban utang VOC semakin berat dan berujung pada kebangkrutan. Pada akhirnya, VOC sering diartikan sebagai Vergaan Onder Corruptie yang berarti tenggelam karena korupsi. Di balik perilaku korupsi yang menyebabkan kebangkrutan VOC, kehidupan para pembesar VOC terbilang sangat mewah. Para pembesar VOC yang tinggal di kota-kota besar seperti Batavia memiliki rumah-rumah megah seperti istana. Selain itu, kehidupan mereka diwarnai kemewahan. Mereka memiliki kereta yang ditarik dengan empat hingga enam kuda. Bahkan, para pembesar VOC juga mempunyai budak belian. Kehidupan mewah para pembesar VOC tersebut tidak cukup untuk membuktikan perilaku korupsi dalam tubuh VOC. Isu korupsi yang menjerat VOC muncul pada akhir abad XIX setelah kalangan liberal mengkritik kebijakan tanam paksa pemerintah Hindia Belanda. Alangan liberal mengkritik pemerintah yang memegang kendali atas kebijakan tanam paksa. Menurut kalangan liberal, kontrol pemerintah hanya akan melahirkan korupsi seperti yang pernah terjadi di tubuh VOC. Kaum liberal berpandangan bahwa tindakan korupsi hanya akan mengakibatkan kehancuran dan kemunduran seperti yang pernah terjadi pada masa lalu. Korupsi dan VOC Memiliki Keterkaitan Erat, Berikut Penjelasan Keterkaitan Keduanya. Lihat jawaban lengkap Apa itu korupsi yang menjerat VOC? Korupsi dan VOC Memiliki Keterkaitan Erat, Berikut Penjelasan Keterkaitan Keduanya. Soal Korupsi dan VOC memiliki keterkaitan erat. Jelaskan keterkaitan keduanya? Jawab Korupsi telah menjadi permasalahan yang berujung pada pembubaran VOC. Sejarah mencatat bahwa korupsi merupakan penyebab utama kebangkrutan VOC. Keuntungan material membuat para pejabat VOC tidak lagi memikirkan keuntungan bersama untuk kemajuan VOC, tetapi mereka hanya memikirkan kepentingan pribadi. Akibatnya, beban utang VOC semakin berat dan berujung pada kebangkrutan. Pada akhirnya, VOC sering diartikan sebagai Vergaan Onder Corruptie yang berarti tenggelam karena korupsi. Di balik perilaku korupsi yang menyebabkan kebangkrutan VOC, kehidupan para pembesar VOC terbilang sangat mewah. Para pembesar VOC yang tinggal di kota-kota besar seperti Batavia memiliki rumah-rumah megah seperti istana. Selain itu, kehidupan mereka diwarnai kemewahan. Mereka memiliki kereta yang ditarik dengan empat hingga enam kuda. Bahkan, para pembesar VOC juga mempunyai budak belian. Kehidupan mewah para pembesar VOC tersebut tidak cukup untuk membuktikan perilaku korupsi dalam tubuh VOC. Isu korupsi yang menjerat VOC muncul pada akhir abad XIX setelah kalangan liberal mengkritik kebijakan tanam paksa pemerintah Hindia Belanda. Alangan liberal mengkritik pemerintah yang memegang kendali atas kebijakan tanam paksa. Menurut kalangan liberal, kontrol pemerintah hanya akan melahirkan korupsi seperti yang pernah terjadi di tubuh VOC. Kaum liberal berpandangan bahwa tindakan korupsi hanya akan mengakibatkan kehancuran dan kemunduran seperti yang pernah terjadi pada masa lalu. Korupsi dan VOC Memiliki Keterkaitan Erat, Berikut Penjelasan Keterkaitan Keduanya. Lihat jawaban lengkap Apa kaitan antara korupsi dan bubarnya VOC? Jelaskan kaitan antara korupsi dan bubarnya VOC! VOC adalah gabungan dari beberapa kongsi dagang di Hindia Timur. Karena berbentuk persekutuan, ia dimiliki oleh tujuh belas pemilik modal de hereen seventien. VOC dibentuk pada Maret 1602 karena adanya persaingan dagang antara sesama kongsi dagang Belanda. Arena itu, tujuan dibentuknya VOC untuk mengatasi persaingan antara para pedagang Belanda dan untuk mempertahankan monopolinya terhadap perdagangan rempah-rempah di Nusantara. VOC sendiri memiliki kewajiban khusus terhadap pemerintahan Belanda berupa melaporkan hasil keuntungan dagangnya kepada Staten General atau parlemen Balanda dan membantu pemerintah Belanda dalam kondisi perang. Pada akhir abad ke-18, VOC mengalami kemunduran akibat kerugian yang sangat besar dan utang yang dimilikinya berjumlah sangat besar. Hal ini juga diakibatkan oleh persaingan dagang dari bangsa Perancis dan Inggris, perdagangan gelap merajalela dan menerobos monopoli perdagangan VOC, pegawai-pegawai VOC banyak melakukan korupsi VOC mengeluarkan anggaran belanja yang cukup besar untuk memelihara tentara dan pegawai-pegawai yang jumlahnya cukup besar untu memenuhi pegawai daerah-daerah yang baru dikuasai, terutama di Jawa dan Madura Bangkrutnya VOC akibat korupsi besar-besaran disebakan karena mereka merasa berada di negri yang jauh dengan tempat mereka berasal. Kurangnya pengawasan dari pusat dan merasa hidup dalam kota yang jauh dari negrinya, membuat mereka melampiaskannya dengan mencari kehidupan yang sanga mewah. Sedangkan jjika dibandingkan dengan gaji yang didapat sebagai pegawai VOC tidaklah sebanding, maka korupsi dan kolusi adalah cara yang dipilih untuk bisa bermewah-mewahan. Adanya korupsi jelas akan memempengaruhi arus kas VOC, apalagi jika terjadi dalam waktu yang lama. hal ini tentunya akan membawa VOC pada kebangkrutan. Selain itu seperti dijelaskan diawal bangkrtutnya VOC juga diperparah dengan adanya persaingan dagang dengan bangsa Perancis dan Inggris, perdagangan gelap yang merajalela yang mengacaukan monopoli perdagangan VOC, banyaknhya anggran belanja untuk memelihara tentara dan pegawai di daerah yang baru dikuasi, turut membuat pendapatan VOC menjadi semakin menurun. Dengan pendapatan yang semakin menurun dan ditambah korupsi dari pegawai VOC membuat perusahan dagang milik Belanda ini akhirnya bangkrut dan menyerahkan kewenangan mengelola Hindia-Belanda kepada Kerajaan Belanda langsung. Dengan demikian kaitan antara Korupsi dan bubarnya VOC berasal dari kehidupan para pegawai VOC yang suka berfoya foya dikarenkan kurangnya pengawasan dari pusat. Adanya korupsi ini memperparah kondisi kas dari VOC hingga menyebabkan kebangkrutan di VOC Jelaskan kaitan antara korupsi dan bubarnya VOC! Lihat jawaban lengkap Apa yang terjadi pada masa kejayaan VOC? Korupsi di Indonesia & sejarah runtuhnya VOC -, Kolusi dan Nepotisme menjadi salah satu penyebab runtuhnya rezim Orde Baru yang dipimpin Presiden Soeharto. Di era Reformasi, Komisi Pemberantasan Korupsi KPK pun dibentuk buat memberangus yang sudah akut di tanah air. Ini, hampir dua dekade Reformasi bergulir korupsi masih saja terjadi di Indonesia. Dari pejabat tingkat rendah hingga pejabat tingkat tinggi, pimpinan partai, terlibat korupsi dan harus mendekam di balik jeruji besi. Uang negara yang sejatinya buat kepentingan rakyat pun digasak oleh para tikus berdasi itu. Mantan Ketua Komite Etik Komisi Pemberantasan Korupsi KPK Buya Ahmad Syafii Maarif menyayangkan sikap elite politik terhadap pemberantasan korupsi di Indonesia. Syafii menilai tidak ada keseriusan pemberantasan korupsi dari para elite politik. “Yang agak menyedihkan itu, elite politik tidak kompak dukung KPK. Padahal Undang-Undangnya dibuat di DPR bersama Pemerintah,” kata mantan Ketua Umum PP itu saat menghadiri perayaan Hari Antikorupsi se-dunia, di Bidakara Hotel, Selatan, Selasa 12/12 kemarin. Dia bahkan melihat para elite politik tidak nyaman dan cenderung tidak suka dengan keberadaan KPK. Padahal, imbuhnya, tanpa KPK, Indonesia bisa runtuh. Buya lantas menyindir sejarah kebangkrutan VOC. Buya mengatakan VOC runtuh akibat tindakan korupsi yang menggerogoti dari dalam. “Tentu kita tidak mau bangsa ini hancur dengan digerogoti dari dalam,” katanya. Seperti diungkapkan Buya Ahmad Syafii Maarif, korupsi memang sudah ada sejak dulu. Bahkan korupsi menjadi salah satu penyebab perusahaan multinasional pertama di dunia, VOC, bangkrut dan runtuh. Vereenigde Oostindische Compagnie Perserikatan Perusahaan Hindia Timur atau Perusahaan Hindia Timur Belanda atau biasa dikenal dengan singkatan VOC, didirikan pada 20 Maret 1602. Perusahaan Belanda yang memiliki monopoli untuk aktivitas perdagangan di Asia itu hampir dua abad menguasai Indonesia, hingga akhirnya bangkrut dan dibubarkan pada 1799. Di masa kejayaannya, VOC merupakan perusahaan yang memiliki keuntungan selangit’ dari hasil monopoli menjual rempah-rempah nusantara ke Eropa. Meski berstatus perusahaan, VOC yang biasa dikenal sebagai kompeni itu memiliki sejumlah hak istimewa sesuai yang tercantum dalam Oktrooi Piagam/Charta tanggal 20 Maret 1602. Pertama, VOC memiliki hak monopoli untuk berdagang dan berlayar di wilayah sebelah timur Tanjung Harapan dan sebelah barat Selat Magelhaens serta menguasai perdagangan untuk kepentingan sendiri. Kedua, VOC memiliki hak kedaulatan soevereiniteit sehingga dapat bertindak layaknya suatu negara untuk memelihara angkatan perang, memaklumkan perang dan mengadakan perdamaian, merebut dan menduduki daerah-daerah asing di luar Negeri Belanda, memerintah daerah-daerah tersebut, menetapkan/mengeluarkan mata-uang sendiri, serta memungut pajak. Pada 1669, VOC merupakan perusahaan pribadi terkaya sepanjang sejarah, dengan memiliki aset yakni 150 perahu dagang lebih, 40 kapal perang, pekerja, angkatan bersenjata pribadi dengan tentara, dan pembayaran dividen 40 persen. Namun, kemajuan VOC sebanding lurus dengan praktik korupsi yang dilakukan para petingginya. Jual beli jabatan juga biasa dilakukan. Sogokan wajib diberi jika seseorang ingin menjadi pegawai atau menjabat di VOC. Alhasil korupsi di perusahaan multinasional pertama itu merajalela. Tak cuma itu, sistem upeti juga terjadi di VOC. Pejabat yang lebih rendah harus memberi upeti kepada pejabat di atasnya. Korupsi pun terjadi di setiap lini VOC. Belum lagi perang yang terjadi dengan kerajaan dan masyarakat pribumi yang membutuhkan banyak uang membuat kondisi keuangan VOC makin kritis. Pada 1975, total utang VOC mencapai 136,7 juta gulden. VOC tak lagi bisa tertolong. Lihat jawaban lengkap
Sejarahjelaskan kaitan antara korupsi dan bubarnya vocjawabanKaitan antara korupsi dan bubarnya VOC adalah korupsi terjadi dimana para pegawai VOC yang gajinya rendah menyalahgunakan kekuasaanya untuk memperkaya diri sendiri, sehingga menyebabkan berkurangnya pendapatan VOC, sehingga kerugian VOC meningkat dan akhirnya utama mengapa VOC sangat rawan korupsi adalah karena lokasi penempatan karyawan VOC yang jauh dari Belanda dan karena karyawan VOC dibayar sangat pengawasan pegawai yang melakukan korupsi tidak ada dan terjadi penyalahgunaan fasilitas VOC yang merajalela, seperti kapal dan gudang, oleh pejabat tinggi untuk kepentingan bisnis itu, penyuapan juga melibatkan pejabat Hindia Belanda setempat, seperti bupati, pemungut cukai dan pedagang, yang memegang hak perdagangan dari VOC. Pejabat VOC dari jajaran bawah juga menyuap atasan mereka untuk mendapatkan promosi atau kenaikan M Smith dalam Korupsi, Tradisi, dan Perubahan 1971 mengatakan bahwa sampai 1800, di Indonesia, korupsi adalah praktik umum. Hal itu terjadi karena rendahnya upah karyawan VOC yang dikombinasikan dengan lemahnya organisasi, pengawasan, serta kurangnya VOC menjadi kaya dengan mencuri dari perusahaan. Sebagai hasil dari korupsi mereka, VOC ambruk pada tahun 1799 dan diambil alih oleh pemerintah Belanda.
Armada VOC sebagai sampul buku VOC A Bibliography of Publications Relating to the Dutch East India Company, 1602-1800 karya John Landwehr. Tidak kurang dari 290 kapal Kongsi Dagang Hindia Timur VOC, Verenigde Oostindische Compagnie, biasa disebut Kompeni tenggelam di lautan Indonesia. Selain pertempuran dengan kongsi dagang pesaingnya maupun dengan penguasa-penguasa Nusantara, banyak kapal karam karena kelebihan muatan dengan barang dagangan pribadi. Perdagangan pribadi atau perdagangan gelap merupakan salah satu bentuk korupsi pejabat VOC. Korupsi sebagai penyebab keruntuhan membuat VOC diplesetkan menjadi Vergaan Onder Corruptie Runtuh Lantaran Korupsi. “VOC bangkrut karena perdagangan gelap. Gubernur VOC mestinya berdagang untuk disetor ke VOC di Belanda, tapi dia berdagang untuk kepentingan pribadi. Oleh karena itu, semua gubernur VOC di sini kaya kaya,” kata Mona Lohanda, sejarawan dan arsiparis Arsip Nasional Republik Indonesia, kepada Menurut sejarawan Ong Hok Ham, perdagangan pribadi atau perdagangan gelap disebut morshandel perdagangan kecil. “Sebenarnya tidak kecil karena mereka memakai berbagai fasilitas VOC, seperti kapal, gudang, modal, koneksi, dan lainnya,” tulis Ong dalam Dari Soal Priayi Sampai Nyi Blorong. Seiring meluasnya wilayah kekuasaan VOC, praktik korupsi kian merajalela, mulai dari menyunat uang kas dan anggaran VOC sampai memeras penduduk. Selain morshandel, menurut Parakitri T. Simbolon dalam Menjadi Indonesia, praktik korupsi berupa memotong keuntungan yang menjadi hak VOC stille winsten, memaksa rakyat menyerahkan hasil bumi lebih daripada ketentuan overwichten, sengaja mengajukan target setoran di bawah potensi spillagie, memaksa penduduk menyerahkan upeti contributien, dan menerima hadiah dari para penjilat hommagien. Misalnya, gubernur Pantai Utara Timur Jawa harus memenuhi target setoran 125 pikul beras buat VOC, tetapi menggelembungkannya menjadi 180-240 pikul. Selisihnya masuk ke dapur sendiri. Sementara itu, seorang direktur opperhoofd VOC di Cirebon yang bergaji 60 gulden per bulan, diwajibkan mencari pemasukan untuk kas VOC sebesar ringgit per tahun 1 ringgit senilai 2,5 gulden, digelembungkannya menjadi ringgit. Dari 17 ribu pikul kopi yang disetor ke VOC senilai ringgit, dia menilep ringgit. Target setoran itu secara langsung dibebankan ke rakyat. VOC juga mewajibkan gubernur jenderal setor pemasukan ringgit per tahun, residen di Solo ringgit, dan residen di Yogyakarta ringgit. “Entah berapa yang mereka ambil untuk diri sendiri,” tulis Parakitri. Baca juga Hari Ini VOC Berdiri Dengan korupsi, tulis Boxer dalam Jan Kompeni, sebagian besar gubernur jenderal berhenti dari jabatannya sebagai orang kaya, beberapa di antaranya jadi jutawan. “Modalnya pasti tidak diperolehnya dari menabung atau berhemat dengan gaji resminya sekitar 600-700 gulden per bulan,” tulis Boxer. Ambil contoh gubernur jenderal Johan van Hoorn 1704–1709 menumpuk harta 10 juta gulden ketika kembali ke Belanda pada 1709, padahal gajinya hanya 700 gulden sebulan. Gubernur VOC di Maluku menumpuk gulden dalam 4-5 tahun, sementara gajinya hanya sekitar 150 gulden sebulan. Gaji pegawai VOC yang rendah dituding sebagai penyebab korupsi. Seorang juru tulis bergaji bulanan 16-24 gulden dan gubernur jenderal bergaji 600-700 gulden. “Keduanya menghadapi macam-macam godaan, tapi jelas yang tersebut akhir memiliki kesempatan yang lebih baik,” tulis Boxer. Menurut Ong, latar belakang para pejabat VOC juga menjadi penyebab korupsi. Mereka memiliki motivasi petualangan dan keuntungan. Banyak di antara mereka berasal dari kalangan bangsawan yang “miskin” karena tidak berhak atas warisan. Berdasarkan undang-undang kebangsawanan Eropa hanya anak tertua yang sah yang berhak atas seluruh warisan orangtuanya. Mereka terbiasa hidup mewah, namun kemudian tak lagi memiliki sumber kekayaan untuk mendukung gaya hidupnya. “Jabatan di VOC, dengan demikian, harus menjadikan mereka kaya raya agar bisa hidup mewah. Tetapi, sebaliknya gaji pegawai VOC rendah sekali sehingga korupsi menjadi kebiasaan pejabat VOC,” tulis Ong. Perilaku pejabat VOC dari kalangan bangsawan itu ditiru oleh pejabat lain yang bukan dari kalangan bangsawan. Pemimpin VOC di Belanda insyaf bahwa gaji yang mereka bayarkan alakadarnya dan sadar bahwa para pejabat dapat menyedot keuntungan yang besar dari jabatan mereka. Oleh karena itu, pemimpin VOC di Belanda maupun di koloni menjual jabatan. “Demikian besar kemungkinan melakukan korupsi tanpa pernah dihukum sehingga untuk menjadi karyawan VOC orang rela menyogok,” tulis Parakitri. Pernah terungkap, pengurus VOC di Belanda memasang tarif sogok selama 1719–1723 sebesar gulden bagi yang ingin menjadi onderkoopman pejabat rendah VOC yang bergaji 40 gulden per bulan; gulden untuk menjadi kapiten; dan 120 gulden untuk menjadi kopral. Bandingkan dengan kenyataan dari karyawan pada 1720 cuma 30 orang yang bergaji gulden setahun. Demi jabatan sebagai gubernur VOC di Pantai Utara Jawa, seorang bangsawan Diderik “Dirk” van Hogendorp membayar sekian ribu gulden kepada penguasa VOC di Belanda, gubernur jenderal di Batavia, dan gubernur di Semarang. Ayahnya, pejabat tinggi VOC terkenal sangat korup, tewas tenggelam bersama kapal VOC beserta barang dagangan pribadinya. “Dengan sendirinya Dirk Hogendorp menganggap jabatannya yang tinggi sebagai barang dagangan,” tulis Ong. Dirk kembali ke Belanda sebagai orang kaya raya dan mengunjungi kakak tertuanya dengan kereta kencana disertai para pengawal. Dia pun dapat menyunting seorang putri dari salah satu kerajaan kecil di Jerman. Anehnya, Dirk malah menjadi peniup pluit whistleblower. Menurut Ong, struktur korupsi pejabat VOC pada akhir abad ke-18 dapat kita diketahui dari surat-surat Dirk kepada saudara laki-lakinya, Gijs Bert Karel, yang mengungkapkan perilaku para pejabat VOC di Hindia Belanda. Penindakan Pada 25 April 1722, Gubernur Jenderal Hendrik Zwaardekroon 1718–1725, memerintahkan eksekusi mati 24 pejabat rendah VOC yang semuanya Indo-Eropa atau pribumi karena menyelundupkan rempah-rempah. Namun, hukuman untuk pelaku korupsi tajam ke bawah. “Pelanggar-pelanggar yang tinggi kedudukannya kena hukuman jauh lebih ringan,” tulis Boxer. Menurut Sri Margana, sejarawan Universitas Gadjah Mada, tindakan terhadap pelaku korupsi berkedudukan tinggi hanya dua memecat atau memutasikannya ke tempat lain. “Seperti yang terjadi pada Hendrik Breton direktur jenderal perdagangan VOC, red. yang dimutasikan sebagai gubernur ke Maluku,” kata Margana. Contoh lain, Gubernur Jenderal Diderik Durven 1729–1732 bersama direktur jenderal dan dua anggota dewan senior hanya dibebastugaskan karena terbukti memeras orang Tionghoa. “Ini menimbulkan sensasi hebat, paling tidak untuk sementara. Tetapi sama sekali mereka tidak dikenakan hukuman mati, dan saya tidak tahu apakah mereka dipaksa mengembalikan barang-barang yang diperolehnya secara gelap,” tulis Boxer. Ternyata Gubernur Jenderal Adriaan Valckenier 1737–1741 melakukan hal yang sama selama “minggu berdarah” atau pembantaian Tionghoa pada 1740. Ketika dia ditentang oleh tiga anggota Raad van Indie Dewan Hindia di bawah pimpinan Gustaaf Willem Baron van Imhoff, justru keempat orang itu dipulangkan ke Belanda. Van Imhoff berhasil membela diri di hadapan Heeren Zeventien Tujuhbelas Tuan dan kemudian diangkat menjadi gubernur jenderal 1743–1750. “Dia diperintahkan untuk mencegah korupsi. Kapal yang membawanya kembali ke Batavia sampai dibaptis sebagai De Hersteller Pemulih, sekadar untuk menegaskan tekad itu,” tulis Parakitri. “Ternyata dia pun cuma bisa melegalisir sebagian korupsi agar bisa memberantas sisanya.” Ekspedisi Militer Margana mengatakan bahwa korupsi terjadi dalam bentuk penyalahgunaan wewenang. Banyak para pejabat VOC di daerah memanfaatkan kekurangan kapal-kapal untuk operasional dagang dengan menggunakan kapal-kapal pribadinya. Demikian juga terjadi mark-up biaya-biaya ekspedisi, baik untuk patroli bajak laut, perang maupun kegiatan operasional dagang. “Tetapi nilainya tidak sebesar biaya-biaya ekspedisi militer dan perang,” ujar Margana. VOC berurusan dengan politik kerajaan-kerajaan di Nusantara. Sehingga mereka terlibat dalam berbagai peperangan, baik di Jawa, Sulawesi, maupun Maluku. Puluhan perang ini telah menguras habis kas perusahaan. “Biaya perang dan ekspedisi militer ke berbagai wilayah ini sangat besar, bahkan lebih besar dari pemasukan VOC sebagai organisasi dagang,” kata Margana. Menurut Mona, ditambah lima kali perang dengan Inggris. “Sebelum tahun 1790, sudah tidak ada lagi kapal ke Belanda karena sudah bangkrut dan Inggris sudah memblokadenya,” ujar Mona. Kendati keberanian dan kemampuan para perwira angkatan laut VOC tidak diragukan, tetapi masalahnya pada anak buah yang tidak berpengalaman. Sosiolog Belanda, van Leur, meyakini bahwa korupsi bukanlah faktor utama kemerosotan VOC, karena korupsi di Kongsi Dagang Inggris EIC juga sama hebatnya. “Kelemahan angkatan laut merupakan faktor utama dalam kejatuhan VOC, walaupun dia Van Leur, red. melangkah terlalu jauh dengan menyatakan bahwa inilah sesungguhnya yang merupakan satu-satunya sebab keruntuhannya,” tulis Boxer. Sejak 1744, kelemahan tersebut telah diakui oleh van Imhoff “Bagaimana keadaan kita yang sebenarnya, saya takut mengatakannya, karena memalukan… apapun tidak ada, kapal-kapal yang baik, anak buah, perwira yang baik, dan demikianlah salah satu cabang yang paling pokok dari kekuasaan Belanda dipertaruhkan.” Ekspedisi militer telah menguras keuangan VOC sehingga terlilit utang yang sangat besar. Sementara itu, kata Mona, “akumulasi kapital hanya terjadi pada elite-elitenya di delapan kamar dagang. Ketika bangkrut, VOC tidak dapat membayar dividen.” Pada 6 Februari 1781, pemerintah Belanda menyuntikan pinjaman lewat penerbitan obligasi sebesar 55 juta gulden. Pada 1875, beban utang VOC melonjak menjadi 137 juta gulden. Ada pihak yang menuntut pembubaran VOC, tetapi belum bisa membayangkan pengadaan barang dari Nusantara tanpa perusahaan ini. Raja Belanda Willem V memandang tidak masuk akal lagi mempertahankan VOC sebagaimana dikehendaki oleh beberapa pihak di Belanda. Berdasarkan Pasal 249 UUD Republik Bataaf Belanda 17 Maret 1799, dibentuklah Dewan Penyantun Hak Milik Belanda di Asia untuk mengambil alih semua tanggung jawab atas milik dan utang VOC. Pengambilalihan resmi diumumkan di Batavia pada 8 Agustus 1799. VOC resmi dinyatakan bangkrut dan dibubarkan pada 31 Desember 1799. Menurut Margana, seluruh utang dan aset VOC di seberang lautan termasuk di Indonesia diambil alih oleh pemerintah Belanda. Aset-aset VOC di Indonesia yang terbesar adalah teritorial dan bangunan-bangunan yang berada di atasnya. Untuk mengelolanya, pemerintah Belanda menjadikan bekas teritori VOC ini sebagai wilayah koloni yang disebut Hindia Belanda. Sejak itu, tahun 1800, didirikanlah pemerintah kolonial Hindia Belanda.